Senin, 11 Desember 2017

Mendikbud Apresiasi Pendidikan Umum dan Karakter di Sekolah Berbasis Pesantren.

Kemendikbud -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam kunjungan kerja ke Magelang, Jawa Tengah mengunjungi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Syubbanul Wathon. Mendikbud meninjau langsung proses belajar mengajar di sekolah kejuruan berbasis pesantren untuk dapat melihat integrasi pendidikan karakter berbasis agama  dengan pendidikan umum. 

“Saya memberikan apresiasi pada model sekolah berbasis pesantren karena selain siswa mempelajari  ilmu umum juga sebagai tempat pembentukan karakter,” ujar Mendikbud Muhadjir ketika bertemu dengan pimpinan pengasuh pesantren Syubbanul Wathon, Magelang, Jumat (27-1-2017). 

Kepala Sekolah SMK Syubbanul Wathon Izzuddin saat menemani Mendikbud mengelilingi kompleks sekolah dan pesantren menyampaikan bahwa sekolahnya telah menerapkan pendidikan karakter. 

Izzuddin memaparkan bahwa SMK Syubbanul Wathon memiliki kerjasama dengan sekolah tinggi dan juga dunia industri seperti misalnya Time Excellindo untuk teknik komputer jaringan, MSV Pictures, Grabag TV, CV Citra Mediapro Firly, Green House Production Magelang, Koperasi Cinema Mandiri untuk pengembangan mutimedia lalu Wiwid Hosana Yogyakarta untuk pengembangan tata busana. 

“Kami mempersiapkan siswa-siswa menjadi entreprenuer yang disertai dengan seritikat kompetensi,” ujar Izzuddin. 

Anggraini, siswi kelas 12 SMK Syubbanul Wathon  jurusan tata busana mengatakan bahwa ia ingin menjadi desainer dan membuka usaha butik. 

“Saya memilih belajar di sini juga karena ingin mempelajari ilmu agama dan mendapatkan pergaulan yang baik,” ujarnya ketika ditanya mengapa memilih belajar di sekolah berbasis pesantren. 

Siswa yang aktif di komunitas belajar bahasa Inggris ini menambahkan tentang manfaat kegiatan ekstrakurikuler yang dibina oleh sekolah. Selain menurut minat, ekstrakurikuler berbasis komunitas siswa dikembangkan di sekolahnya. 

Sementara Ahmad Muhammad Arfinas, siswa kelas 12 jurusan teknik komputer jaringan mengatakan bahwa ia memilih belajar di sekolah ini karena selain juga kultur akademiknya yang bagus juga ada pendidikan moral seperti belajar mematuhi peraturan-peraturan pondok pesantren. 

“Jadi kami di sini belajar dan berlatih kedisiplinan dan kemandirian,” ujar Ahmad yang juga bercita-cita menjadi pengusaha di bidang teknologi komputer ini. 

Izzuddin menambahkan bahwa kiprah SMK Syubbanul Wathon dalam mencerdskan anak bangsa  tidak terlepas dari peran Kemendikbud dalam memberikan berbagai bantuan termasuk pembangunan sekolah beserta peralatan pembelajarannya. 

“Kami  mengucapkan terima kasih atas berbagai bantuan dan bimbingan yang kami terima dari Kemendikbud,” ujarnya. 

Muhadjir berpesan agar SMK Syubbanul Wathon beserta seluruh guru dan siswanya terus meningkatkan prestasi akademik dan juga  pendidikan karakter untuk menggembleng siswa-siswinya  menjadi manusia berkarakter yang berakhlak mulia. 

“Inilah kelebihan sekolah-sekolah berasrama, selain upaya peningkatan akademik dapat lebih fokus dan terarah, sisi pembinaan mental yang penuh kedisiplinan juga akan membuat siswa-siswi menjadi lebih berkarakter dan berkepribadian, lebih tegar dalam menghadapi tantangan-tantangan dalam  kehidupan,” pungkasnya. 

Mendikbud didampingi Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad dan Staf Khusus Mendikbud Bidang Monitoring Implementasi Kebijakan Pendidikan Alpha Amirrachman melakukan kunjungan kerja ke Magelang dalam rangka pendistribusian Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk seribu anak yatim dan/atau piatu bersama Presiden Joko Widodo dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. Di tahun 2017 ini Kemendikbud membagikan lebih dari 700 ribu KIP untuk anak yatim dan/atau piatu di seluruh Indonesia. (*) 

Magelang, 27 Januari 2017 

Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat 
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar